Dari sekian destinasi wisata yang ada di Kalimantan Selatan, Kecamatan Danau Panggang di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) memiliki eksotisme eksklusif. Semuanya terwujud dalam bentuk kerbau rawa atau biasa disebut kalang hadangan. Memang ada beberapa tempat kerbau rawa lainnya yang ada di Kalimantan Selatan, seperti di Kandangan dan Bati-bati, namun yang paling banyak populasi kerbau rawa yaitu di Danau Panggang, Kota Amuntai, Kab. Hulu Sungai Utara. Meskipun kerbau rawa terdapat di beberapa tempat di Kaliamntan Selatan ini, namun pada umumnya mempunyai ciri dan pola kehidupan yang sama.
Kerbau Rawa Danau Panggang, Amuntai
Kab. HSU tampaknya lebih tepat disebut Negeri di Atas Air, mengingat 70% wilayah terdiri dari rawa. Rawa-rawa itulah yang tempat budidaya ribuan kerbau kalang. Berbeda dengan kerbau biasanya yang sesekali berendam dikubangan air, kerbau rawa justru menghabiskan hampir seluruh hari di dalam rawa sedalm sekitar 2 hingga 3 meter. Kandang mereka pun terletak di tengah-tengah rawa. Dari segi fisik Kerbau Rawa Danau Panggang, Amuntai memiliki sedikit perbedaan dengan kerbau darat, yaitu pada tanduk dan warna kulit. Kerbau Rawa memiliki tanduk yang lebih panjang dan berwarna abu-abu agak cokelat. Ini akibat seringnya kerbau tersebut berendam di air rawa yang berlumpur. Makanan Kerbau Rawa ialah rerumputan, tapi yang tumbuh di air rawa seperti jariwit, pepedasan, galunggung, kangkung, hiring-hiring, sumpilang, kumpai batu, kumpai miyang, kumpai juluk, hingga enceng gondok. Tanpa perlu dikomando, mereka turun ke air begitu matahari mulai semburat. Lalu menjelang senja mereka kembali ke kalang. Semuanya seperti tak sabar segera terjun ke air, kecuali anak kerbau yang berumur di bawah 5 bulan, lantaran belum bisa berenang. Keunikan terlihat dari cara mereka pulang ke kandang. Sekalipun berkeliaran sampai beberapa kilometer, kerbau-kerbau tersebut hanya perlu diarahkan keluar oleh peternak dari lokasi mencari makanan. Peternak kerbau hanya perlu menggembala dari atas perahu atau jukung (sebutan khas Banjar). Selanjutnya para kerbau rawa ini berbondon-bondong berenang menuju kalang. Jarang terlihat kerbau-kerbau tersebut keliru masuk kandang. Biasanya kandang yang terbuat dari balok-balok kayu tersebut, memiliki luas 4×20 meter. Namun sebagai penanda kepemilikan, peternak menandai telinga kerbau-kerbau mereka dengan sedikit tindikan. Cara mereka berenang juga tidak biasa. Kerbau-kerbau tersebut berenang dengan cara memiringkan badan. Untuk kerbau yang lebih besar, perut mereka berfungsi seperti pelampung.
Rute Menuju Kerbau Rawa Danau Panggang, Amuntai
Untuk menuju Kerbau Rawa di Danau Panggang Amuntai ini, jika dari Kota Banjarmasin atau Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru, perjalanan ke kota Amuntai memakan waktu sekitar 4-5 jam, jalan yang dilalui lumayan nyaman dan lancar apabila di hari biasa. Dilanjutkan dari Amuntai menuju Danau Panggang sekitar 2 jam. Selain memulai Amuntai dan melewati Alabio, rute menuju danau Panggang juga bisa ditempuh via Kecamatan Negara di Kab. Hulu Sungai Selatan, kemudian melewati Babirik. Begitu tiba di Dermaga Danau Panggang, tersedia kelotok menuju lokasi peternakan. Perjalanan menuju Kandang Kerbau Rawa ini ditempuh selama sekitar 30menit. Letak Kandang kerbau rawa ini biasanya jauh dari rumah warga, yakni di tengah-tengah danau atau rawa.
Untuk menikmati pemandangan Kerbau Rawa ini bisa pagi hari di saat para kerbau rawa keluar dari kandang nya dan sore hari ketika kerbau rawa kembali ke kandangnya. Namun moment yang paling bagus ialah sore hari, dengan background matahari terbenam anda bisa mengabadikan pemandangan yang luar biasa indah ini. Tapi kami sarankan jika wisatawan ingin ke lokasi ini agar menggunakan jasa pemandu wisata lokal ataupun tour operator lokal, agar tidak tersesat dan bisa mendapatkan tempat pemandangan yang bagus.
Nikmati Wisata Kerbau Rawa, dan Dapatkan Promonya (Klik di sini)
Budi Daya Kerbau Rawa
Budi daya kerbau rawa ini memang lumayan menjanjikan bagi warga Amuntai, karena dengan biaya pemeliharaan relativ rendah tersebut, kerbau rawa ini mempunyai harga jual yang lumayan tinggi, yakni bisa mencapai Rp. 25 juta untuk yang betina dengan bobot dagingnya bisa mencapai hingga 4 pikul (560 Kg). Sedangkan yang jantan bisa dihargai hingga Rp.16 juta yang berat dagingnya bisa mencapai tiga pikul (420 Kg). Hari raya Iedul Adha atau Lebaran Haji merupakan waktu yang paling dinanti para peternak kerbau rawa ini, karena saat itu ternak mereka laku keras untuk jadi hewan kurban. Bahkan pernah sampai 1.000 ekor terjual dari satu kecamatan. (Sumber: Antara) Waktu jual kerbau rawa lainnya yaitu bertepatan dengan Idul Fitri, Isra Miraj dan Maulid Nabi Muhammad SAW.